Cemas Guru Tak Mampu Terapkan Kurikulum Baru ala Nadiem
Jujun Nugraha, Kepala SMK Negeri Manonjaya di Tasikmalaya, Jawa Barat, mengatakan dirinya memang mendapati siswa di sekolah memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga ketika kurikulum menyeragamkan materi ajar di sekolah, tak semua siswa bisa mengikuti dengan baik.
Namun ia mengingatkan jumlah siswa dan guru di dalam kelas tidak berimbang. Untuk menerapkan konsep kurikulum yang diinginkan Nadiem, ia khawatir guru tak sanggup secara sumber daya manusia (SDM) dan kemampuan.
"Kalau melihat situasi perbandingan antara [jumlah] guru dengan siswa, jelas itu relatif berat. Beda dengan siswa di SD atau TK. Kalau di SMA dan SMK, dengan jumlah siswanya itu terlalu berat," katanya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Rabu (9/9).
Pada kurikulum baru, Nadiem ingin guru mengajar sesuai kemampuan siswa. Artinya, guru harus mengidentifikasi setiap siswa dan memberi materi belajar sesuai kemampuan mereka.
Menurut Jujun hal ini bisa saja dimungkinkan jika pemerintah menjamin pelatihan kurikulum yang baik dan efektif kepada guru. Ia mengatakan kemampuan guru harus ditingkatkan jika ingin menerapkan konsep kurikulum baru.
Terlebih, konsep yang diinginkan Nadiem bakal menuntut guru mengajar dengan variabel yang lebih banyak. Dalam hal ini pemerintah harus memastikan guru memahami cara mengidentifikasi dan mengajari siswa satu per satu.
"Tapi kalau kita diberi tambahan pelatihan yang baik, gimana mengelola kelas dengan variabel, kebutuhan dan karakteristik siswa masing-masing, mungkin ada solusi untuk meningkatkan kompetensi itu," lanjutnya.
Berkaca pada keadaan di sekolahnya, ia menilai Kurikulum 2013 sesungguhnya tak punya banyak masalah. Dibandingkan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 lalu, Kurikulum 2013 dinilai banyak memberi solusi teknis pembelajaran.
Ahmad Sohabudin, guru SMA Negeri 1 Teluk Dalam, Kauoaten Simeulue, Aceh, juga menilai target kurikulum Nadiem baru bisa diterapkan jika pemerintah menangani persoalan pemerataan infrastruktur dan sumber daya manusia di dunia pendidikan.
Menurutnya, kurikulum dengan konsep apapun akan sulit diimplementasikan sesuai target jika kemampuan guru dan sarana pendukung di sekolah masih belum merata di seluruh Indonesia.
"Yang jadi masalah itu infrastruktur dan SDMnya tidak merata. Contohnya pandemi covid ini, kualitas pendidikan dan cara belajar siswa di daerah itu terpukul dibanding di kota. Karena kita tidak bisa terapkan pembelajaran digital," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Di samping itu, ia menilai pembentukan kurikulum tidak bisa sepenuhnya memberikan kebebasan kepada guru. Ia mengatakan kurikulum baru nanti tetap harus memberikan batasan capaian pendidikan yang menjadi target belajar.
Ini, katanya, untuk memastikan ketimpangan pendidikan tidak semakin menjadi. Jika batasan capaian pendidikan dibebaskan dengan kemampuan guru yang belum merata, ia khawatir target belajar di sekolah akan berbeda-beda.
"Kalau seandainya guru terlalu banyak diberikan kebebasan tanpa standar minimal, nanti kita senjang terus yang di daerah dan di kota," jelasnya.
Untuk itu, ia berpendapat sebaiknya pemerintah membenahi kemampuan sumber daya pengajar dan infrastruktur pendidikan terlebih dahulu. Ketimbang berupaya merubah kurikulum dengan konsep baru.
Sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim mengumumkan bakal menguji coba kurikulum baru tahun 2021. Kurikulum ini bakal diterapkan bertahap tahun ajaran 2020/2021. Pada kurikulum ini, Nadiem ingin memberikan kebebasan kepada guru dan siswa agar bisa belajar sesuai dengan situasi dan kemampuan.
Namun sejumlah pihak mulai mengkritik wacana ini. Nadiem dinilai terlalu terburu-buru mengubah kurikulum, masih ada sekolah yang baru menerapkan Kurikulum 2013 setahun belakangan. Penerapan Kurikulum 2013 pun diduga tidak efektif karena pelatihan guru yang tak maksimal.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Cara Membicarakan Bullying dengan Anak Anda Tips untuk orang tua
Sangat memilukan melihat anak Anda mengalami rasa sakit fisik dan emosional dari bullying secara langsung atau cyberbullying (yang diterima saat online). Beberapa
Peringatan Maulid Nabi SAW 1444 H SMK ITABA Gedangan Sidoarjo Tahun 2022
Maulid Nabi 2022, 2023 dan 2024 Hari kelahiran Nabi Muhammad diperingati sebagai Hari Libur Nasional di Indonesia. Dikenal dengan istilah Maulid Nabi, tanggal ini diambil dari perh
Apa Sudah Tau Praktik Kerja Lapangan Yang Ada Di SMK ITABA !
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang diikuti oleh siswa dengan bekerja secara langsung di dunia usaha atau dunia industri (D
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Kurikulum Merdeka sebagai opsi satuan Pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran tahun. 2022 s.d. 2024 Kurikulum Merdeka sebagai opsi pemulihan pembelajaran Kementerian Pendid
Pentingnya Mengetahui Pengertian Prakerin SMK dan Manfaatnya
Prakerin atau Praktek Kerja Industri merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran bagi siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang dilakukan di dunia usaha atau dunia ind
Lulusan SMK ITABA dapat Meningkatkan Kompetensinya untuk Bekal Menghadapi Persaingan Dunia Kerja di era revolusi industri 4.0
Ribuan Siswa SMK di Kabupaten Sidoarjo yang akan memasuki kelulusan dan sudah siap memasuki dunia kerja menjadi atensi Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor (Gus Mudlor).
Upacara HUT Ke-76 Kemerdekaan SMK ITABA
Assalamualaikum wr.wbMerdeka!!Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya!!Pada Masa-masa ini tidak menyurutkan Semanga
SISWA SISWI JUARA MPLS DARING SMK ITABA
JUARA MPLS DARING
KEGIATAN MPLS DARING ONLINE TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan di
PPKM Darurat, Pekerja di Sektor Ini Wajib WFH 100%
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali yang berlaku mulai 3 Juli sampai 20 Juli 2021. Ketentuan berlaku antara lain soal Work From Home (WFH) un